Jakarta, Sayangi.com - Bagi Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo, yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah apakah dia
sudah mengalami ujian atau belum. Menurutnya, pemimpin itu mau mendengar
dan mendekati rakyat.
"Saya paling senang mendekati masalah,
mendengar masalah, mendekati rakyat, mendengar rakyat. Dan itu yang saya
lihat dari Bung Karno dan juga saya lihat dari Bu Mega", ujar Pria yang
akrab dipanggil Jokowi itu saat berbicara dalam Seminar Dewan Guru
Besar Universitas Indonesia bertajuk "Indonesia Menjawab Tantangan:
Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang" di Auditorium Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Sabtu (30/11).
Menurut
Jokowi, bagaimana pemimpin bisa tahu rakyat kalau bersalaman saja tidak
pernah. Bagaimana mata batin dan penglihatan spritual terlatih kalo
tidak pernah melihat masalah yang dihadapi rakyat.
"Saya selalu pake baju putih, karena baju putih itu murah", ujarnya.
Menyinggung
soal Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang sudah dibagikan kepada rakyat,
Jokowi menerangkan, ada saja yang memelintir. Ada yang bilang KJS gagal,
Rumah Sakit tidak siap dan sebagainya.
"Saya pernah mau
dimakzulkan oleh DPRD karena persoalan itu. Kalau saya sampai
dimakzulkan karena ingin rakyat dapat pengobatan, saya bangga", ungkap
Gubernur yang selalu tersenyum itu.
Soal tanah Abang, menurutnya,
banyak orang yang membayangkan hal menakutkan saat mau membereskan Blok
G. Menghadapi preman, pedagang yang ngamuk, backing politisi dan
sebagainya.
"Tapi saya biasa aja tuh. Karena saya pemerintah, negara. Masa sih negara kalah sama preman", jelasnya.
Menurut
Jokowi, di kota-kota besar, rakyat kecil tidak mendapatkan tempat untuk
usaha. Makanya mereka memenuhi jalan. Oleh karenanya, tugas pemerintah
adalah menyediakan solusi agar masyarakat dapat mempunyai tempat untuk
usahanya. (S2)